Saat kita memilih antara kaya dan miskin, tentu kita pilih kaya. Secara umum; kekayaan identik dengan kebahagiaan, kecukupan, dan ketenangan hidup.
Namun kemiskinan identik dengan kesengsaraan.
Betulkah begitu? Jawabnya, tidak selamanya kaya bahagia dan seterusnya. Juga tidak selamanya miskin identik dengan kesengsaraan.
Sebab, kenyataan membuktikan bahwa tidak sedikit orang yang memiliki harta berlimpah dan jabatan tinggi, tetapi hidupnya jauh dari kebahagiaan.
Nabi Muhammad SAW, memberikan gambaran:
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, melainkan kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan/kecukupan (dalam) jiwa (hati).”_* (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
Iman kepada Allah dan ridho terhadap segala ketentuan dan pemberian-Nya. Hal ini akan melahirkan sifat _qana’ah_ (selalu merasa cukup dengan rezki yang diberikan Allah).
Berarti qana’ah adalah orang yang paling merasa cukup, dengan rezeki yang diberikan oleh Allah. Di samping itu, orang yang paling kaya adalah orang yang ridho dengan segala pembagian-Nya.
Sabdanya NABI MUHAMMAD SAW (yang artinya), “…Ridholah (terimalah) pembagian yang Allah tetapkan bagimu. Maka, kamu akan menjadi orang yang paling kaya (merasa kecukupan).” (H.R. At-Tirmidzi dan Ahmad).
Semoga Allah senantiasa ridho menganugerahkan kepada kita semua: kesehatan. keselamatan, pangkat untuk jihad, rahmat, berkah, umur panjang, rezeki halal, ampunan atas dosa kita, serta kemudahan dalam kehidupan. Amin
Komentar
Posting Komentar