Peran Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Tahun ajaran baru sudah mulai mendekat. Biasanya di waktu ini, banyak persiapan mulai dilakukan. Jika dalam kondisi normal, para guru mulai sibuk untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran guna memulai pembelajaran di tahun ajaran baru. Namun, di masa pandemi yang belum ada titik terang kapan selesainya ini, tugas guru untuk mempersiapkan tahun ajaran baru menjadi lebih berat. Hal ini karena metode yang digunakan di masa ini agak berbeda. 

Mengacu pada pernyataan mas Mentri pada webinar Kemendikbud RI tanggal 15 Juni 2020 mengenai Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademik Baru pada masa Pandemi Covid 19, yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka hanya boleh dilakukan di sekolah berzona hijau, maka pastilah metode daring akan tetap berjalan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ini karena berdasarkan data pemerintah, hanya ada 6% dari total seluruh sekolah di Indonesia (kurang lebih 90 sekolah) yang ada di zona hijau Covid. Selebihnya ada di zona kuning, orange bahkan merah. Ini menandakan bahwa masih terdapat kasus Covid di banyak daerah. Imbasnya, new normal di bidang pendidikan tidak boleh dilaksanakan. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pun masih tetap dilanjutkan hingga situasi kembali aman.

Berkaca dari pengalaman PJJ tahun ajaran sebelumnya yang dirasa masih kurang maksimal, para guru sebaiknya mempersiapkan dengan baik skenario PJJ di tahun ajaran baru ini. Metode yang dapat digunakan adalah daring, luring maupun kombinasi keduanya. 

Metode daring
Metode pembelajaran dalam jaringan atau yang lebih dikenal daring merupakan metode yang menggunakan gawai, laptop atau komputer yang terhubung dengan fasilitas internet guna mendukung proses pembelajaran. Banyak aplikasi dan media yang dapat digunakan pada metode daring ini. Antara lain video conference, teleconference, blog media sosial, aplikasi kelas online, dan sebagainya. Proses KBM  pada pembelajaran daring sebaiknya sama dengan ketika guru melaksanakan pembelajaran secara konvensional yaitu terdapat sesi tatap muka, diskusi, evaluasi, dan refleksi. Kombinasi dari berbagai aplikasi sangat dibutuhkan untuk mendukung KBM yang ideal di masa pandemi. Selain itu, kolaborasi antara guru, siswa dan orang tua juga menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran dengan metode daring ini. Berikut contoh skenario kolaborasi pembelajaran daring menurut pak Yahya.

A. Langkah-langkah pembelajaran daring bagi guru
B. Langkah-langkah pembelajaran daring bagi murid
C. Langkah pendampingan PJJ oleh orang tua murid
Etika pelaksanaan pembelajaran daring
Dikatakan oleh pak Namin, meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, ada etika yang harus diikuti, antara lain:
  1. Gunakan public speaking yang baik ketika penyampaian materi secara daring. Gesture tubuh harus baik. Nada bicara dan volume suara harus jelas serta tetap menggunakan pakaian yang rapi dan sopan meskipun pelaksanaan tatap muka melalui dunia Maya. 
  2. Visualisasikan materi pembelajaran dengan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Kita dapat menggunakan slide powerpoint yang dilengkapi dengan video dan animasi. Tujuannya agar siswa tertarik dengan materi yang kita sampaikan. Perhatikan juga tampilan powerpoint dan ukuran font dalam slide yang kita tayangkan. Jangan sampai slide tersebut tidak terbaca atau membuat miskonsepsi pada siswa.
  3. Dokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran di media sosial (Facebook, Instagram, YouTube) dan juga blog. Hal ini mengantisipasi jika ada siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran ketika tatap muka virtual sedang berlangsung. Siswa masih dapat mengikuti pelajaran dengan melihat tayangan ulang yang telah  diposting di youtube ataupun aplikasi lainnya. Selain itu materi pembelajaran yang sudah diubah dalam bentuk elektronik akan mempermudah siswa untuk dapat mempelajarinya kembali sewaktu-waktu kapanpun siswa butuhkan.
Metode luring
Metode luar jaringan (luring) yaitu metode yang tidak menggunakan fasilitas internet sebagai sarana pembelajaran. Kita lebih mengenalnya dengan metode offline. Media yang digunakan pada metode ini biasanya adalah TV, radio, modul, diktat, buku ajar, dan sebagainya. Metode ini digunakan ketika pelaksanaan metode daring kurang maksimal. 

Fasilitas yang tidak tersedia di pembelajaran daring biasanya menjadi alasan dipilihnya metode luring. Sinyal internet yang belum dapat dinikmati di semua tempat, gawai yang tidak dimiliki oleh semua siswa, kemampuan (melek) teknologi yang belum sepenuhnya dikuasai baik oleh siswa maupun orang tua, menjadikan alasan metode daring tidak dapat terlaksana. Pilihan satu-satunya agar PJJ tetap terlaksana dengan menggunakan metode luring. TV atau radio lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa selama PJJ. Meskipun terbatas hanya pada  beberapa mata pelajaran saja yang ditayangkan, paling tidak selama PJJ, siswa masih dapat mengenyam pendidikan. Modul atau buku ajar pun dapat dimanfaatkan jika di rumah siswa tidak terdapat TV atau radio sebagai sarana luring. Namun, pendampingan orang tua pada metode luring, jauh lebih ditekankan agar hasil belajar anak tetap maksimal.

Menurut pak Yahya, ada beberapa tahapan penyelenggaraan metode luring di rumah
  1. Guru memberikan info kepada orang tua dan siswa mengenai jadwal program  yang menayangkan pembahasan suatu mata pelajaran tertentu di TV atau radio
  2. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai apa saja yang perlu disiapkan selama melihat tayangan tersebut.
  3. Orang tua, siswa dan guru melihat program tayangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  4. Selama menonton, siswa mencatat info-info yang dianggap penting.
  5. Di akhir pembelajaran, siswa mencatat kesimpulan yang dapat diambil.
  6. Guru mengirimkan beberapa pertanyaan sesuai dengan dengan materi yang telah disampaikan pada program tayangan sebagai bahan evaluasi siswa. 
  7. Siswa mengerjakan evaluasi dan mengirimkan nya kembali kepada guru untuk diberikan penilaian.
Penggunaan blog pendidikan
Teknologi yang semakin canggih mengharuskan kita untuk terus berinovasi dan berkreasi. Apalagi kita yang berprofesi sebagai seorang pendidik, diharuskan untuk menyediakan berbagai macam sumber belajar yang menarik bagi siswa. Tidak hanya menarik, sumber belajar itupun juga harus mudah diakses oleh siswa. Blog dapat dijadikan pilihan sebagai sarana berkreasi dan mengembangkan bahan ajar yang bermakna bagi siswa. 

Blog dijadikan pilihan karena melalui blog, kita tidak hanya dapat berbagi tulisan, melainkan foto dan video pun dapat dibagikan. Media yang seperti inilah yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. Siswa tidak hanya sekedar membaca saja melainkan dapat melihat secara langsung aplikasi dari materi pelajaran yang disampaikan. Inilah yang diharapkan dari pembelajaran bermakna. Meskipun tidak dapat bertatap muka, pengalaman secara nyata tetap dapat dinikmati siswa. Visualisasi melalui video membantu siswa agar lebih paham terhadap materi yang disampaikan. 

Mendokumentasikan segala  sesuatud di blog juga dilakukan oleh pak Dedi Dwitagama dan Bu Kanjeng. Tidak hanya tulisan pribadi penulis, materi dan perangkat pembelajaran pun dapat disimpan di blog. Dengan begitu, sumber belajar siswa akan lebih bervariasi. 

Tulisan, perangkat pembelajaran atau apapun yang di-posting di blog akan lebih tersimpan rapi. Keamanan nya pun terjamin. Tidak akan hilang dan rusak seperti file yang tersimpan di komputer pribadi kita. Bahkan tulisan ini akan bermanfaat bagi orang lain. Kecanggihan teknologi telah mempermudah semuanya. Berbagi pun terasa lebih mudah dan cepat. Melalui blog, kita tidak hanya dapat berkarya, tetapi juga dapat berbagi dengan orang lain. Inilah yang dikatakan pak Agus Sampurna karakter guru masa kini. Menjadi guru diatas rata-rata dimana guru yang berbeda kebiasaannya dengan guru lainnya. Yang biasanya hanya bertugas untuk mengajar, mendidik dan membimbing peserta didiknya, kini bertambah tugas untuk selalu berkarya. D

Masa pandemi ini sebenernya momen yang pas untuk menjadikan guru sebagai guru di atas rata-rata. Melek teknologi menjadi salah satu skill yang harus dimiliki guru untuk menghadapi masa pandemi ini. Tidak hanya sebagai bekal untuk Pembelajaran dengan siswa, melainkan juga sebagai sarana untuk berkarya. Dari karya inilah diharapkan para guru bisa saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ilmu-imu yang baru dan bermanfaat bagi orang lain. 


wa/NU mobile 085102499767 Produk

Komentar